Andrea Hirata lahir pada 24 Oktober 1967 di Belitung. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana dan sejak kecil sudah menyadari bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari keterbatasan. Namun, siapa sangka perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan justru menjadi kisah yang menginspirasi jutaan orang?
Novel pertamanya, Laskar Pelangi (2005), menceritakan masa kecilnya bersama teman-teman di sekolah Muhammadiyah Gantong, sebuah sekolah sederhana yang nyaris roboh. Kisah ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga tentang mimpi, persahabatan, dan keteguhan hati. Novel ini menjadi fenomena, diterjemahkan ke berbagai bahasa, diadaptasi menjadi film, dan melahirkan trilogi lanjutan: Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Andrea menunjukkan bahwa cerita tentang kampung kecil di Belitung bisa mengguncang dunia.
Beberapa kutipan terbaik dari Andrea Hirata:
“Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.”
(Laskar Pelangi, 2005)
“Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.”
(Sang Pemimpi, 2006)
“Tak ada yang lebih indah daripada belajar, karena dengan belajar kita bisa melihat dunia tanpa harus beranjak dari tempat duduk.”
(Edensor, 2007)
Dari Andrea Hirata, kita belajar bahwa menulis bisa menjadi cara untuk mengabadikan perjalanan hidup dan menginspirasi orang lain. Tidak perlu kisah yang luar biasa, cukup kejujuran dalam bercerita. Jadi, jika merasa hidup kita biasa saja, jangan buru-buru minder. Mungkin, kisah sederhana itulah yang justru bisa menyentuh hati banyak orang.
Yang penting, tulis saja. Karena seperti yang Andrea tunjukkan, mimpi dan kata-kata bisa membawa kita ke tempat yang tak pernah kita bayangkan.