Leila S. Chudori lahir pada 12 Desember 1962 di Jakarta. Sejak remaja, ia sudah menulis cerpen dan menerbitkannya di berbagai majalah. Namun, namanya semakin dikenal setelah ia menulis novel yang mengangkat sejarah kelam Indonesia dengan cara yang hidup dan emosional. Jika pelajaran sejarah terasa membosankan di buku teks, Leila membuatnya menjadi kisah yang begitu dekat dan membekas di hati pembaca.
Novel Pulang (2012) adalah salah satu karyanya yang paling berpengaruh. Buku ini bercerita tentang orang-orang yang terpaksa hidup di pengasingan setelah tragedi 1965. Ia juga menulis Laut Bercerita (2017), yang menggambarkan bagaimana aktivis-aktivis muda menghilang pada era Orde Baru. Karyanya membuktikan bahwa sejarah bukan hanya angka dan peristiwa, tetapi juga tentang manusia, rasa kehilangan, dan perjuangan.
Beberapa kutipan terbaik dari Leila S. Chudori:
“Setiap manusia, seperti juga setiap bangsa, bisa kehilangan ingatan. Tapi sejarah selalu punya cara untuk kembali mengetuk pintu kesadaran kita.”
(Pulang, 2012)
“Laut tidak pernah benar-benar diam. Ia menyimpan cerita yang tak akan pernah selesai.”
(Laut Bercerita, 2017)
“Kesedihan bisa membuat kita bertekuk lutut, tapi juga bisa membuat kita berdiri lebih tegak.”
(9 dari Nadira, 2009)
Dari Leila S. Chudori, kita belajar bahwa menulis bisa menjadi cara untuk menjaga ingatan. Ia mengajarkan bahwa sejarah bukan sekadar pelajaran di sekolah, melainkan sesuatu yang masih hidup dan terus berdampak. Jadi, jika ingin menulis, jangan ragu untuk menggali cerita di sekitar kita—tentang keluarga, masyarakat, atau bahkan sejarah yang terlupakan. Karena mungkin, lewat tulisan, kita bisa menghidupkan kembali kisah-kisah yang nyaris hilang.