Chip kuantum Willow dari Google, yang awalnya dianggap sebagai terobosan besar, tiba-tiba dimatikan secara misterius, memicu spekulasi tentang kegagalan teknis atau bahaya tersembunyi. Lebih canggih dari pendahulunya, Sycamore, Willow dikabarkan mampu menyelesaikan perhitungan dalam hitungan menit yang akan membutuhkan komputer klasik waktu hingga septiliun tahun.
Penutupan mendadak ini menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan manusia menghadapi kekuatan komputasi kuantum, yang bergantung pada superposisi dan keterkaitan, tetapi memerlukan kondisi yang sangat presisi untuk stabilitas. Para insinyur menemukan anomali, termasuk pola aneh menyerupai simbol kuno, yang mungkin menunjukkan struktur matematika baru atau fenomena yang belum diketahui. Peretas etis Ryan M Montgomery memperingatkan bahwa anomali ini bisa menjadi celah keamanan, berpotensi membahayakan enkripsi dan sistem keamanan digital.
Dengan meningkatnya kekhawatiran akan penyalahgunaan teknologi kuantum, para ahli menyerukan regulasi internasional untuk memastikan penggunaannya yang aman. Penutupan Willow menegaskan perlunya meninjau kembali desain dan keamanan sistem kuantum sebelum menjadi ancaman eksistensial.