Ini adalah transkrip dari video “Minifest Literasi Politik”, yang menampilkan diskusi bersama Budhe Budhisatwati mengenai peran anak muda dalam membangun Indonesia, memahami sejarah, dan berproses dalam demokrasi. Video lengkap dapat disaksikan di: YouTube.
Belajar dari Sejarah untuk Masa Depan
Pesan untuk anak muda adalah tetap optimis dalam membangun Indonesia dan berproses dalam demokrasi. Sejarah harus menjadi dasar untuk memahami apa yang terjadi sesungguhnya. Belajar dari masa lalu adalah kunci, karena dari sejarah kita bisa mengolah, menganalisis, dan mencari solusi terbaik.
Anak muda saat ini memiliki banyak tugas. Belajar adalah modal untuk tidak melihat segala sesuatu dalam hitam dan putih. Semua informasi harus diolah dan dipilah sesuai prinsip yang kita pegang, sehingga tidak keliru dalam membuat pilihan.
Berani Bertanggung Jawab atas Pilihan
Jika sudah memilih sesuatu, kita harus siap menanggung konsekuensinya. Jangan lari dari konsekuensi, tapi legowo dan memiliki jiwa besar. Orang bisa salah, tetapi yang terpenting adalah belajar dari kesalahan dan memperbaikinya.
Sejarah penuh dengan peristiwa besar yang bisa kita pelajari, seperti tragedi 1965, Orde Baru, reformasi 1998, hingga Pilpres terakhir. Anak muda tidak boleh cuek terhadap semua itu. Jika ingin Indonesia menjadi negara besar, kita harus mempelajari sejarah dan politik, tidak hanya ilmu spesialisasi masing-masing.
Dampak Global terhadap Indonesia
Saat ini, demokrasi Indonesia dianggap mengalami kemunduran di mata dunia. Ekonomi pun masih belum jelas arahnya, apalagi dengan situasi perang yang meluas.
Perang di Ukraina dan Rusia, serta di Lebanon, dapat berdampak besar terhadap Indonesia. Jika ekonomi negara-negara besar terguncang, maka perdagangan global ikut terhambat. Misalnya, Indonesia masih mengimpor tepung dari luar negeri untuk bahan pangan seperti mi instan. Jika pasokan terputus, ekonomi kita bisa terkena dampak.
Swasembada dan Kemandirian Pangan
Gerakan swasembada pangan sudah mulai berkembang, terutama di perkotaan. Dengan berkebun kecil-kecilan, sebuah keluarga bisa memenuhi kebutuhan pangan dasar. Misalnya, menanam dua pot timun, dua pot tomat, dan dua pot cabai sudah cukup untuk keperluan sehari-hari.
Anak muda harus mulai membuka wawasan lebih luas dan menyerap banyak hal yang bisa dipelajari demi masa depan yang lebih baik.
Mengutamakan Kemanusiaan
Pelajaran yang paling penting adalah mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan. Jangan sampai ada lagi genosida atau kekerasan di rumah tangga dan masyarakat. Jika kesadaran ini tertanam, dunia bisa menjadi lebih aman.
Sebagai korban dari kebijakan politik yang keliru, saya merasakan sendiri bagaimana terbatasnya gerak dan kesempatan dalam hidup. Ini adalah akibat dari kesalahan besar yang tidak manusiawi dan bertentangan dengan sila kedua Pancasila. Jika kita menjadikan Pancasila sebagai pegangan hidup, maka kita harus menerapkannya secara nyata.
Prinsip kemanusiaan dalam Pancasila harus diterjemahkan secara luas dan mendalam. Jika kita memahami maknanya, kita akan menemukan bagaimana cara bertindak yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Ini bisa menjadi ilmu tersendiri yang bermanfaat bagi kehidupan kita sebagai manusia.
Pesan Penutup: Jangan Lelah Belajar
Anak muda jangan lelah belajar dan jangan cepat merasa puas. Dengan terus belajar, kita akan semakin bijaksana dan memiliki pemahaman yang lebih luas.
Saya bukan akademisi atau peneliti, semua yang saya sampaikan berasal dari pengalaman hidup saya. Semoga pertemuan dan diskusi seperti ini terus bergulir dan bermanfaat bagi masa depan anak-anak muda.
Terima kasih, salam sehat, dan sukses untuk semua!